Ecobrick

Dampak buruk dari limbah plastik sudah banyak dirasakan masyarakat dunia dan ekosistem laut khususnya. Banyak peneliti dan aktivis lingkungan mencari solusi bagaimana cara mengelola sampah plastik menjadi barang yang dapat dipakai kembali dan tidak berakhir di lingkungan. Salah satu solusi mengatasi masalah ini yaitu ecobrick.

Ecobrick menurut bahasa adalah bata ramah lingkungan. Ecobrick dianggap menjadi solusi masalah sampah plastik yang sederhana namun visioner. Berikut fakta-fakta sederhana tentang ecobrick :

  1. Mudah dibuat dan memiliki nilai ekonomis

    Membuat ecobrick sangat mudah, hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan sampah plastik, botol plastik, dan stik (misalnya kayu atau sumpuit) yang digunakan untuk memampatkan sampah plastik ke dalam botol plastik.

    Isi botol dengan plastik hingga padat dan tidak berubah bentuk saat ditekan. Tutup kembali botol tersebut dan terakhir ukur berat ecobrick yang kamu buat. Ecobrick yang baik memiliki kententuan ukuran, yaitu harus lebih dari 0.33 kali berat botol plastik.

  2. Ecobrick dapat mencegah plastik berakhir di pembuangan atau lebih parah di laut

    Ecobrick yang nantinya dimanfaatkan menjadi bahan bangunan dan furniture otomatis tidak akan berakhir di pembuangan sampah. Dengan memanfaatkan sampah menjadi ecobrick, limbah plastik akan menghasilkan sesuatu yang lebih aplikatif dan berguna serta tiak menumpuk di lingkungan.

  3. Ecobrick bisa menjadi bahan bangunan yang kuat, awet dan tahan air

    Ecobricks mempunyai sifat plastik itu sendiri, yaitu awet, kuat dan anti air. Bahkan ada pula yang mengatakan bahwa material ini tahan peluru loh. Apabila digunakan sebagai material bangunan, pasti tidak kalah nyaman dengan bangunan yang dibuat dengan batu bata umumnya.

  4. Ecobrick ditemukan pertama kali di Filipina oleh seniman asa Kanada yang tinggal di Indonesia

    Dilansir dari rri.co.id, ternyata penemu dari ecobrick ini adalah orang Kanada. Dia adalah Rusel Maier, seorang seniman yang bekerja di Indonesia menyelesaikan projek ecobricknya. Ia menemukan ide ecobrick saat memikirkan apa solusi terbaik untuk mengatasi masalah polusi plastik di dunia. Penemuan itu terjadi saat ia berada di sebuah desa di lembah Sagada, Filipina.

  5. Ecobrick sudah dimanfaatkan oleh banyak kalangan dan komunitas pecinta lingkungan untuk membangun berbagai bangunan

    Sejak ditemukan, ecobrick mulai mengglobal dan diadopsi oleh berbagai komunitas peduli lingkungan. Dengan ecobrick, berbagai organisasi tersebut berhasil membangun fasilitas seperti sekolah, bangku taman, hostel dan sebagainya.

    Bangunan yang sudah jadi pun tidak kalah cantik dengan yang dibuat dengan batu bata. Di samping bisa dimanfaatkan sebagaimana fungsinya. Penggunaan ecobricks aplikatif ini juga sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat mengenai pemanfaatan limbah plastik.

    Ecobrick merupakan solusi yang mudah murah dan bisa dibuat oleh siapa saja. Bahkan, bisa menjadi inspirasi untuk membangun rumah ramah lingkunganmu juga.